Terungkap, Durasi 1 Hari di Planet Neptunus

Temuan ini merupakan peningkatan pengetahuan yang signifikan terhadap rotasional planet.

Neptunus, planet gas dengan massa 17 kali lipat lebih besar dibanding Bumi. (sarkanniemi.fi)
 
Dengan melacak beberapa fitur tertentu di atmosfir, peneliti berhasil melakukan pengukuran akurat pertama terhadap periode rotasi planet Neptunus. Ternyata, satu hari di planet itu berlangsung tepat selama 15 jam, 57 menit dan 59 detik.Temuan ini memperkaya pengetahuan kita seputar hal yang fundamental di Neptunus dan menyediakan pula mekanisme untuk memahami bagaimana massa planet itu didistribusikan. Seperti diketahui, Neptunus merupakan planet raksasa yang terbuat dari gas.

Diserbu Ubur-Ubur, Reaktor Nuklir Tutup

Ubur-ubur itu diketahui memasuki fasilitas dan menghalangi filter air pendingin

 Tidak hanya berenang di sekitarnya, ubur-ubur itu diketahui memasuki fasilitas dan menghalangi filter air pendingin. (antigravitas.com)

Dua reaktor di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Torness di kawasan Edinburgh, East Lothian, Skotlandia terpaksa ditutup. Alasannya adalah karena banyaknya ubur-ubur datang ke perairan di sekitar pembangkit listrik.Tidak hanya berenang di sekitarnya, ubur-ubur itu diketahui memasuki fasilitas dan menghalangi filter air pendingin.EDF Energy, operator pembangkit listrik East Lothian itu menyebutkan, penutupan PLTN itu merupakan langkah pencegahan dan tidak mengakibatkan munculnya ancaman bagi masyarakat sekitar. Operasi pembersihan segera digelar, namun baru beberapa hari kemudian PLTN itu kembali beroperasi.

Hari Ini Jarak Terjauh Bumi-Matahari

Senin (4/7/2011), Bumi akan berada pada jarak paling jauh dari matahari, yakni 152.102.196 kilometer. Akibatnya, matahari akan tampak 3 persen lebih kecil dari biasanya. Namun, perbedaan ini tentu tidak tampak dengan mata telanjang. Posisi Bumi yang menjauhi matahari juga tidak memengaruhi cuaca Bumi."Perbedaannya mungkin tidak kentara, tapi jelas dapat diukur," kata Mark Hammergen, astronom dari Adler Planetarium, Chicago, Amerika Serikat.

Hiu Air Tawar Papua yang Mencengangkan

Hiu air tawar (Glyphis garricki)

Lebih dari 1.000 spesies ditemukan dalam penelitian di Papua dan Papua Nugini selama tahun 1998-2008. Satu yang paling mencengangkan adalah penemuan hiu air tawar yang diberi nama ilmiah Glyphis garricki. Jenis baru ikan hiu tersebut ditemukan pada tahun 2008 oleh pakar ikan asal Selandia Baru, Jack Garrick.
Saat itu, Garrick menemukan 2 individu yang baru lahir di wilayah Port Romilly, Gulf District, Papua Nugini. Laporan WWF yang dipublikasikan tahun ini menyebutkan, hiu air tawar banyak ditemukan di sungai-sungai besar Asia seperti Gangga.

Ditemukan, Hewan Paling Berisik di Bumi

Ia menghasilkan suara dengan menggesekkan bagian tubuhnya

Micronecta scholtzi, hewan paling berisik. (sciencedaily.com)
 
 
Ilmuwan berhasil mendapatkan bukti seputar hewan paling berisik di seluruh dunia, khususnya jika melihat ukuran tubuhnya. Micronecta scholtzi, serangga yang tinggal di bawah air ini mampu mengeluarkan suara sebesar 99,2 desibel. Sebagai gambaran 99,2 desibel kurang lebih sama kencangnya dengan mendengarkan permainan musik orkestra dan kita menyaksikannya dari deretan bangku terdepan. Frekuensi suara yang dihasilkan ada di sekitar 10kHz juga berada di dalam jangkauan pendengaran manusia.

Pekan Lalu Suhu Bumi 48 Derajat Celsius

Di Mekkah, suhu rata-rata Mei mencapai 34,4 derajat Celsius. Adapun Juni di 36,2 derajat

Suhu tertinggi Bumi pekan lalu terjadi di Mekkah. Sebagai gambaran, suhu rata-rata bulan Mei mencapai 34,4 derajat Celsius. Adapun bulan Juni di kisaran 36,2 derajat
(saharamet.com)
 
United Nations World Meteorological Organization (UNWMO), lembaga khusus PBB yang bertugas untuk memantau cuaca dan iklim, melaporkan pada pekan lalu suhu terpanas di Bumi sempat mencapai 118,4 derajat Fahrenheit atau 48 derajat Celsius.Adapun di kawasan terdingin, suhu juga mencapai 118,4 derajat Fahrenheit di bawah nol, atau sekitar minus 76,1 derajat Celsius.

Tahukah kamu

Roket dibuat di dalam ruangan tertinggi di dunia.

Beberapa roket luar angkasa penjangnya lebih dari 100 meter. Saat roket itu dibuat berdiri tegak, dibutuhkan sebuah bangunan yang sangat besar. NASA's Vehicle Assembly Building(VAB) atau Bangunan Perakitan Kendaraan Milik Nasa di Florida, Amerika Serikat, mempunyai tinggi 160 meter dengan pintu setinggi 139 meter. Pintu tersebut lebih besar daripada lapangan bola.

Manusia Bisa Melihat Medan Magnet

Tanpa disadari, manusia sebenarnya bisa melihat medan magnet Bumi karena adanya suatu senyawa dalam mata. Ada kemungkinan, nenek moyang manusia dulu punya kemampuan tersebut. Sebuah studi menunjukkan bahwa ada kemungkinan protein bernama cryptochrome muncul pada retina. Protein tersebut banyak didapati pada hewan dan tumbuhan sehingga beberapa spesies bisa menggunakan medan magnet Bumi untuk melakukan navigasi.
 Elektron dalam molekul cryptochrome saling terkait. Medan magnet Bumi menyebabkan elektron bergoyang. Reaksi kimiawi untuk merespons goyangnya elektron tersebut membuat burung dapat melihat medan magnet dalam warna-warni. Para peneliti sebelumnya mengira kalah cryptochrome tidak memiliki banyak keuntungan bagi manusia sehingga tidak dapat mengenali medan magnet seperti burung. Karenanya, manusia butuh patokan atau perangkat GPS untuk mengetahui arah.

Ilmuwan Ungkap Kemampuan Menakjubkan Burung Merpati

Tak disangka, burung merpati memiliki kemampuan sangat mengejutkan. Peneliti Prancis mengetahui kemampuan ini setelah meneliti merpati kota. Merpati perkotaan mampu mengidentifkasi manusia yang ingin memberi mereka makan atau sekadar mencoba mengejar-ngejarnya. Populasi merpati Eropa diperkirakan mencapai 28 juta ekor.
Tingkat kepadatan tertinggi merpati terletak di pusat kota. Hal ini disebabkan rendahnya tingkat predator di kawasan itu dan makanan yang selalu ada. "Dianggap sebagai wabah, merpati kota sendiri hidup dekat dengan aktivitas manusia dan memanfaatkan kedekatan ini guna mencari makanan,” papar tim ilmuwan Prancis di jurnal Animal Cognition.

Kenapa Jari Keriput Saat Basah?

Jari-jari yang berubah menjadi keriput ketika basah bisa jadi merupakan sebentuk adaptasi agar kita bisa menggenggam lebih kuat dalam kondisi basah. Hipotesis tersebut disampaikan Mark Changizi, ahli neurobiologi evolusioner di 2AI Labs, di Boise, Idaho, Amerika Serikat.
Hasil studi Changizi bersama koleganya yang dipublikasikan dalam jurnal Brain, Behavior, and Evolution itu bertentangan dengan anggapan umum bahwa jari menjadi keriput karena menyerap air. Menurut Changizi, keriput pada jari yang basah berfungsi seperti alur pada ban. Keriput membentuk kanal sebagai tempat mengalirnya air ketika kita menekan ujung jari pada permukaan yang basah. Inilah yang menyebabkan cengkeraman jari-jari pada permukaan yang basah menjadi lebih kuat.