Bakteri dalam Usus Pengaruhi Perilaku Anda

Bakteri yang hidup dalam usus mempengaruhi zat kimia dalam otak dan perilaku
Bakteri sonabrus.multiply.com
 
 Ribuan bakteri hidup dalam usus manusia. Selain memberikan manfaat, keberadaan bakteri-bakteri itu, terkadang juga merugikan manusia.Sebuah penelitian terbaru mengungkap, bakteri dalam usus dapat mempengaruhi perilaku manusia.Menurut penelitian yang dilakukan para peneliti dari Universitas McMaster, bakteri dalam usus bisa mempengaruhi zat kimia dalam otak dan mempengaruhi perilaku manusia. Temuan ini sangat penting, karena jenis penyakit perut, termasuk iritasi usus besar, sering dikaitkan dengan kegelisahan atau depresi.

Gempa Jepang Geser Dasar Laut Hingga 24 Meter

Data ini diperoleh dari stasiun pemantau yang ditanam tepat di atas episentrum gempa
Jalanan rusak akibat Gempa Jepang (www.dailymail.co.uk)
 
Bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang Maret lalu ternyata telah membuat perubahan yang signifikan terhadap kondisi bumi, lebih dari yang diperkirakan oleh peneliti sebelumnya.Seperti dikutip dari situs DailyMail, gempa hebat itu ternyata telah menggeser dasar laut secara memanjang, hingga 79 feet atau 24 meter. Temuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Science.Pada paper tersebut, pengawas pantai Jepang merilis data dari lima instrumen geodesi yang antara 200-2004 mereka tempatkan di sepanjang garis patahan di dasar laut, yang menjadi penyebab terjadinya gempa hebat itu.
 

Tidak Disangka Dulu Gurun Sahara Di Penuhi Buaya Raksasa Yang Dapat Berjalan Dengan Dua Kaki

Dari fosil baru yang digali di Gurun Sahara, Afrika, terungkap bahwa lokasi itu dulunya adalah rawa-rawa tempat hidup sekitar setengah lusin spesies buaya yang tidak biasa, bahkan mungkin cerdas. Demikian dilaporkan sejumlah peneliti, belum lama ini, setelah mempelajari rahang, gigi dan beberapa tulang buaya itu.
 Seperti dilansir Reuters, para peneliti telah memberikan beberapa nama-nama baru yang cukup aneh untuk buaya-buaya tersebut. Di antaranya BoarCroc, RatCroc, DogCroc, DuckCroc dan PancakeCroc. Kendati demikian, mereka mengatakan temuan itu membantu membangun pemahaman tentang cara spesies buaya itu membentuk dan menjaga kehidupannya.
mereka hidup pada periode cretaceous, 145 hingga 65 juta tahun yang lalu. ketika itu, benua-benua yang ada di dunia ini jaraknya masih berdekatan. selain itu, bumi masih lebih hangat dan basah dibandingkan sekarang.

Seorang paleontologi dari Universitas McGill, Montreal, Quebec, Kanada, Hans Larsson mengatakan, “Masing-masing buaya itu memiliki makanan dan perilaku yang berbeda. Tampaknya mereka telah membagi-bagi ekosistem, tiap spesies menyesuaikan diri terhadap ekosistem tersebut dengan caranya sendiri.”
 Menurut dia, spesies DogCroc dan DuckCroc yang mewakili spesies sebelumnya, Anatosuchus minor, memiliki otak yang tampak berbeda dengan buaya modern. Mereka mungkin memiliki otak yang fungsinya sedikit lebih canggih lantaran aktif berburu di darat. Sebab dengan begitu, biasanya buaya membutuhkan lebih banyak kekuatan otak dari pada hanya menunggu mangsanya muncul.
 RatCroc adalah spesies baru bernama resmi Araripesuchus rattoides. Jenis ini ditemukan di Maroko, Afrika, yang menggunakan rahang bawahnya untuk mengunyah makanan. Lalu ada juga PancakeCroc yang dikenal dengan nama ilmiah Laganosuchus thaumastos. Buaya ini memiliki tubuh sepanjang 20 kaki dan kepala datar. BoarCroc juga memiliki panjang 20 kaki. Namun buaya yang satu ini lebih ganas lantaran memiliki tiga pasang gigi berbentuk pisau, berlari tegak, serta memiliki rahang yang didesain untuk menyeruduk.
Beberapa buaya berjalan tegak dengan kaki berada di bawah tubuhnya seperti mamalia biasa. Berbeda dengan buaya pada umumnya bila berjalan kakinya berada di samping tubuh dengan posisi perut menyentuh tanah.

“Sifat amfibi mereka di masa lalu mungkin dapat menjadi kunci pemahaman mengenai cara mereka berkembang, bahkan bertahan hidup di era dinosaurus,” tulis paleontologi lainnya dari Universitas Chicago, Chicago, Illinois, Amerika Serikat, Paul Sereno, dalam sebuah artikel terpisah untuk National Geographic.

Misteri Danau Berwarna Biru Neon di Australia

Berenang seharusnya memberikan suasana yang sehat bagi raga kita. Tetapi, belum tentu demikian halnya jika Anda berenang di kolam misterius ini. Kulit Anda bisa seketika berubah menjadi biru neon usai berenang di danau itu."Rasanya seperti kami sedang bermain dengan cat radioaktif",kata Phil Hart yang menangkap gambar fenomena aneh ketika teman-temannya muncul dari sebuah danau di suatu malam.

Apa yang membuat air di tepi danau itu menyala dalam kegelapan? Ya, air berwarna terang di saat gelap itu tidak muncul dengan sendirinya. Ia tercipta karena reaksi kimia yang disebut
biopendar (bioluminescence), yang muncul saat konsentrasi mikro-organisme di dalam air terganggu secara alamiah.
Phil, 34 tahun, meletakkan kameranya dengan penyanggah kaki tiga dengan kecepatan shutter lambat. Lalu, dia kemudian melempar butiran pasir dan batu sehingga kamera dapat menangkap gambar bintik-bintik air biru sebanyak mungkin. 
 
Gambar-gambar ini terlihat sangat menakjubkan. Warnanya berubah ketika konsentrasi mikro-organisme Noctiluca Scintillans di dalam air tidak normal, jauh lebih tinggi dari biasanya. Phil dan teman-temannya mengambil gambar itu di Danau Gippsland, Victoria, Australia.

"Berada di sana dan melihat biopendar yang begitu memukau adalah kesempatan yang sangat langka," ujar Phil. "Saya di sini sebagai direktur program di sebuah organisasi yang secara rutin mengadakan agenda berkemah di sekitar Danau Gippsland sejak 50 tahun lalu. Dan, belum pernah ada yang dapat melihat biopendar seterang ini."

Seperti yang disebutkan, fenomena ini disebabkan tingginya konsentrasi mikro-organisme yang tinggi. Hal ini diyakini sebagai hasil dari kombinasi kebakaran hutan dan banjir di sekitar danau, di mana secara tidak langsung meningkatkan kadar nutrisi di dalam air yang dapat menghidupkan organisme.
 

"Ini tidak akan terjadi lagi dalam hidup saya," tutur Phil. "Saya merasa beruntung karena telah melihatnya dan berhasil merekam gambar tersebut dengan kamera saya."

"Warna biru cerah tidak hanya terlihat dengan mata kepala saya saja, tetapi juga dengan kamera saya. Ketika mengambil fotonya pertama kali, saya hampir tidak percaya melihat orang-orang di air tampak aneh," pungkas pria asal Melbourne itu.

Sumber

Bagaimana Kadal Ini Kehilangan Kakinya?

"Pada dasarnya, mereka tampak seperti cacing, atau kelompok ular yang disebut ular buta."
 fosil kadal (livescience.com)

Selama ini, kita mengenal jenis kadal berkaki empat, khususnya di Indonesia. Namun, beberapa spesies kadal ternyata tak memiliki kaki sama sekali.Belum lama ini, bahkan ditemukan jenis kadal tak berkaki dan tak memiliki mata alias buta di Kamboja yang diberi nama Dibamus dalaiensis,  spesies yang unik dan langka.Belakangan, misteri 'kadal cacing', begitu jenis ini banyak disebut, mulai terkuak. Para ilmuan menemukan fosil yang diduga sebagai nenek moyang kadal jenis ini.

Alien Diduga Hidup di Planet Gliese 581d

Jika manusia bisa ke sana, ia akan menjumpai lingkungan asing yang berbeda dengan Bumi
ilustrasi Planet Gliese 581d (Mirror.co.uk)
 
Ada misteri besar yang belum terungkap hingga saat ini. Adakah kehidupan lain di luar Bumi? Apalagi fakta menunjukkan, planet kita bagai noktah kecil tak berarti, dibandingkan isi alam semesta. Pertanyaan itu mengilhami para ilmuwan mencari kehidupan lain, dan mencari planet-planet mirip Bumi. Salah satu yang terus dipantau adalah planet-planet yang berada di orbit bintang cebol, Gliese 581.

Planet Gliese 581d Dipastikan Layak Huni

Sebelum ini, perhatian astronom justru fokus ke saudaranya, yakni planet Gliese 581g 
 Sebelum ini, perhatian astronom justru fokus ke saudaranya, yakni planet Gliese 581g, setelah diketahui bahwa planet itu memiliki massa serupa dengan Bumi dan juga berada di dekat zona Goldilocks. (dailygalaxy.com)

Gliese 581d, sebuah planet bebatuan raksasa yang mengitari sebuah bintang red dwarf (bintang dengan massa lebih rendah dibanding Matahari dan bersuhu di bawah 4000 derajat Kelvin) dikonfirmasi sebagai planet pertama yang memenuhi persyaratan mampu menampung kehidupan.Planet yang berjarak sekitar 20 tahun cahaya dari Bumi ini merupakan salah satu tetangga terdekat planet kita. Ia diperkirakan bersuhu cukup hangat dan cukup basah untuk menumbuh kembangkan kehidupan serupa yang dimiliki planet Bumi.

Satelit Palapa : Satelit-satelit milik Indonesia

Palapa ialah nama bagi sejumlah satelit telekomunikasi geostasioner Indonesia. Nama ini diambil dari "Sumpah Palapa", yang pernah dicetuskan oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit pada tahun 1334. Satelit pertama diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976 oleh roket Amerika Serikat dan dilepas di atas Samudera Hindia pada 83° BT. Satelit pertama dari 2 satelit itu bertipe HS-333 dan bermassa 574 kg.

Kemudian 4 satelit dari seri kedua dibuat, yang kesemuanya dari tipe Hughes HS-376. Ketika peluncuran Palapa B2 gagal, satelit ke-3 diatur. Awalnya bernama Palapa B3 dan dijadwalkan untuk STS-61-H, akhirnya diluncurkan sebagai Palapa B2P. Sementara itu Palapa B2 diperbaiki kembali oleh STS-51-A, diperbaharui dan diluncurkan lagi sebagai Palapa B2R. Palapa D dipesan pada tanggal 29 Juni 2007 oleh perusahaan Indonesia PT Indosat Tbk, kepada Thales Alenia Space. Itu adalah Spacebus 4000B3 yang akan dibuat di Pusat Luar Angkasa Cannes Mandelieu.

Palapa A1
Satelit Palapa A1 adalah satelit pertama yang dimiliki Indonesia dan dioperasikan oleh Perumtel. Palapa A1 diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976 dengan roket Delta 2914, dan beroperasi sejak tanggal 9 Juli 1976 hingga tahun 1983 di 83 BT.
 

Alasan kenapa kucing tidak bisa jatuh terbalik

Anda mungkin pernah lihat kucing yang jatuh dari tempat tinggi bisa mendarat dengan mulus dan tidak mengalami cedera. Kenapa bisa?

Seorang Professor Berhasil Merekam Suara -Suara Unik yang Dihasilkan Semut

Profesor Robert Hickling sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk meneliti serangga dan merekam getaran-getaran bunyi yang mereka lepaskan. Namun, bahan-bahan yang diperoleh tidak bisa dinyatakan hingga ia mampu merekam bunyi-bunyi yang berasal dari semut.Profesor Robert Hickling sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk meneliti serangga dan merekam getaran-getaran bunyi yang mereka lepaskan. Namun, bahan-bahan yang diperoleh tidak bisa dinyatakan hingga ia mampu merekam bunyi-bunyi yang berasal dari semut.
Ia bermaksud meneliti semut di sarangnya. Mereka tidak menemukan metoda yang lebih baik daripada mengikuti bunyi-bunyi semut.Bagaimanapun, hal yang mengejutkan ilmuwan itu adalah bahwa frekwensi bunyi-bunyi yang dilepaskan semut-semut itu bervariasi dari satu semut dengan semut lain, dan dari jenis semut yang satu dengan jenis semut yang lain.

"Kingdom" Makhluk Hidup Baru Ditemukan

Dua sel jamur dari garis purba. Masing-masing memperlihatkan flagellum melengkung seperti ekor berwarna merah pada salah satu tahap siklus hidupnya. 
 
Ilmuwan dari Inggris menemukan jenis makhluk hidup mikroskopis serupa jamur. Meski mirip, ilmuwan mengatakan bahwa makhluk hidup tersebut bisa jadi merupakan kingdom makhluk hidup baru, di luar jamur atau fungi, mikroba, tumbuhan, dan hewan.Para ilmuwan memberi nama cryptomycota pada makhluk hidup yang diduga kingdom baru itu, yang artinya "yang tersembunyi dari kingdom fungi". Diketahui, cryptomycota memiliki tiga fase hidup, yaitu sebagai parasit alga, organisme mandiri yang mencari makanan, dan masa dormansi.
 

Ternyata Sinyal Ponsel Ikut Berperan PadaTurunnya Populasi Lebah Madu

Populasi lebah madu dunia terus menurun. Selama bertahun-tahun para ilmuwan terus berusaha menemukan penyebabnya. Peneliti lebah, Dr. Daniel Favre, berpikir bahwa ia telah menemukan jawabannya. Ia mengatakan, "Anda, para pembaca dan saya juga, bisa jadi salah seorang penyebabnya."
Doktor Favre percaya, ponsel adalah penyebab utama runtuhnya koloni lebah madu. Akibatnya adalah berkurangnya populasi lebah secara masif.

Teorinya berdasarkan beberapa studi yang dilakukannya dengan menggunakan ponsel di bawah sarang lebah. Saat diuji, peneliti menemukan bahwa serangga itu bereaksi saat ponsel dimatikan, standby, dan saat dipakai.

Peneliti mendapati bahwa ketika ponsel memancarkan sinyal secara aktif, lebah-lebah itu berperilaku liar dan mengirimkan tanda peringatan sama dengan saat mereka harus terbang secara berkelompok. Ketika ponsel dimatikan, perilaku lebah itu kembali tenang.

Favre percaya, bila sinyal ponsel mengganggu lebah, maka mereka akhirnya meninggalkan sarang. Bukti ini, meski menarik, tak serta-merta menjelaskan turunnya jumlah koloni lebah. Sebagai contoh, banyak koloni yang bermasalah justru terletak jauh dari aktivitas ponsel.

Ada juga teori lain yang menyatakan bahwa lebah menghadapi masa-masa sulit yang disebabkan oleh pestisida dan parasit.

Sumber 

Penyebab Lampu Neon Berkedip Sebelum Menyala

Lampu neon mengeluarkan elektron dan menabrak dinding tabung gelas yang dilapisi plastik fosfor dan mengeluarkan cahaya. Untuk melemparkan elektron yang mengalir di dalam logam ke luar dibutuhkan tegangan listrik yang sangat tinggi.
Karena tidak cukup dengan tegangan 220 volt yang kita gunakan, starter ditempel di lampu neon untuk menghentikan listrik dalam sekejap sehingga menghasilkan tegangan listrik yang tinggi.

Tegangan listrik lebih tinggi saat terputus daripada saat mengalir. Karena itu, saat menyalakan lampu neon, listriknya berulang kali putus sambung, sehingga terlihat pada mata kita berkedip-kedip.

Semut Menari di Atas Satu Kaki

Seorang fotografer asal Jakarta, Robertus Agung Sudiatmoko, berhasil mengabadikan gambar seekor semut yang tengah 'menari' di atas satu kaki. Foto tersebut diambil saat Robertus dan teman-temannya sedang berburu foto makro di Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Selain 'semut menari ini', Robertus juga berhasil mengabadikan semut lain yang sedang berdiri di atas bebatuan sambil menyilangkan tangannya. Semburat cahaya dari langit yang menyinari dari sisi kiri atas membuat semut ini tampak sedang berdoa. (Foto: dailymail.co.uk)

Foto semut 'menari' yang diambil Robertus Agung Sudiatmoko dengan teknik makro. Foto: dailymail.co.uk
 Foto semut yang sedang berdiri di atas bebatuan karya Robertus Agung Sudiatmoko. Foto: dailymail.co.uk
Foto semut yang sedang mengangkat sehelai daun yang jauh lebih besar dari ukuran tubuhnya karya Robertus Agung Sudiatmoko. Foto: dailymail.co.uk


Delapan Ikan Jenis Baru Ditemukan di Bali

Saat ditemukan, spesies-spesies baru itu hidup di kedalaman 10 sampai 70 meter
Salah satu spesies ikan baru yang ditemukan di Bali. (straitstimes.com)


 Ilmuwan dari Konservasi Internasional menemukan delapan ikan dan karang spesies baru di pulau Bali, Indonesia. Namun demikian, para ilmuwan belum memberikan nama bagi spesies-spesies tersebut.Spesies yang ditemukan termasuk belut laut dan ikan kecil warna-warni di antara  karang. Disebutkan, ikan yang memiliki penampilan memesona ini merupakan bagian penting dari kelangsungan lingkungan terumbu karang.

Terungkap, Mengapa Monyet Kebal AIDS

Beberapa spesies monyet asal Afrika seperti Sooty Mangebey (Cercocebus atys) diketahui memiliki mekanisme pertahanan alami yang mencegah mereka terinfeksi AIDS. Primata ini dilaporkan dapat terinfeksi virus SIV tanpa berkembang menjadi AIDS meski jumlah virusnya sangat banyak. 

NASA Temukan Bukti Keberadaan Alien Di Saturnus

Bukti yang menunjukkan bahwa ada kehidupan di Titan, bulan Saturnus, tampaknya telah ditemukan oleh para ilmuwan National Aeronautics and Space Administration (NASA).Para peneliti di lembaga ruang angkasa itu yakin mereka telah menemukan petunjuk penting yang menunjukkan bahwa alien primitif kemungkinan hidup di planet itu.
Data dari satelit Cassini NASA telah menganalisis kimia kompleks di permukaan Titan. Para ahli mengatakan satu-satunya bulan di planet itu memiliki atmosfer padat.Mereka telah menemukan bahwa bentuk-bentuk kehidupan telah bernafas di atmosfer planet dan juga memberi makan pada bahan bakar permukaannya.

Bagaimana Jika Asteroid Besar Tak Hantam Bumi

Asteroid berukuran 9,6 KM menghantam bumi, memusnahkan dinosaurus dan 70% spesies lain
Sekitar 65 juta tahun lalu, asteroid berukuran sekitar 9,6 kilometer menghantam bumi dan memusnahkan dinosaurus serta lebih dari 70 persen spesies makhluk hidup lain. (starryskies.com)


Apa yang akan terjadi jika asteroid raksasa tidak menghantam planet kita dan memunahkan dinosaurus? Pertanyaan ini sudah mengemuka sejak lama dan kini sudah mulai muncul jawabannya.Seperti diketahui, ada banyak faktor penyebab musnahnya dinosaurus dari permukaan permukaan Bumi. Namun, gema lonceng kematian bagi hewan terbesar yang pernah hidup itu adalah kedatangan asteroid berukuran sekitar 9,6 kilometer.

15% Stroke Terjadi Saat Tidur

Pasien perlu mendapatkan perawatan beberapa jam pertama setelah serangan stroke terjadi
Pasien penderita stroke perlu mendapatkan perawatan beberapa jam pertama setelah serangan terjadi. Jika terlambat, potensi terjadinya komplikasi semakin besar. 
(apihealthcare.com)


 Peneliti dari University of Cincinnati mengungkapkan statistik yang cukup mengkhawatirkan. Menurut data yang dikumpulkan, hampir 15 persen serangan stroke terjadi saat penderita sedang tertidur. Akibatnya, risiko mengalami kerusakan otak semakin besar karena pasien tidak bisa mendapatkan perawatan yang tepat dalam waktu cepat.Seperti diketahui, dokter biasanya memberikan perawatan yang disebut sebagai tissue palsminogen activator, atau tPA bagi pasien penderita stroke, pada beberapa jam pertama setelah serangan. Akan tetapi, jika perawatan dilakukan lebih lambat, maka potensi terjadinya berbagai komplikasi pada pasien semakin besar.

Perubahan Iklim Geser Pohon ke Kutub Utara

Ilmuwan memperkirakan pepohonan akan bergerak hingga 500 km ke Utara benua Antartika

Mulai saat ini hingga tahun 2100 mendatang, para Ilmuwan memperkirakan bahwa pepohonan akan bergerak hingga 500 km ke arah Utara benua Antartika.
 (cedcc.psu.edu)


Perubahan iklim kini menjadi salah satu musuh utama benua Artik. Bagaimana tidak, kondisi yang tercipta akibat pencemaran lingkungan ini berpotensi menganggu ekosistem yang ada di sana. Diperkirakan,pada tahun 2100 nanti, pepohonan akan menyebar sejauh 500 km ke utara benua yang diselimuti es abadi tersebut. Situasi ini akan membuat es yang berada di lautan Artika mudah mencair. Selanjutnya, perubahan struktur tanah yang terjadi akan menarik spesies-spesies pepohonan lain dari Selatan seperti pohon pinus, atau hewan seperti rubah bergerak menuju Utara.